Senin, 18 Juli 2011

SMK TEKNIK KENDARAAN RINGAN

Sekolah                           :  SMK NEGERI 5 SURABAYA
Kelas / Semester             :  XI / 3
Program Studi Keahlian   :  Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian       :  Teknik Kendaraan Ringan
Mata Pelajaran                :  Sistem Pendingin
Standar Kompetensi         :  Melakukan Overhoul Sistem Pendingin dan    Komponen - Komponennya
Kompetensi Dasar            :  Memelihara Sistem Pendingin dan Komponen - Komponennya
Kode Kompetensi             :   020.KK.3
Alokasi Waktu                  :  4 X 45 menit
A.  Indikator :
Kognitif :
1. Produk :
a)   Menjelaskan secara kualitatif fungsi dari sistem pendingin.
b)   Menjelaskan secara kualitatif komponen – komponen sistem pendingin.
c)    Menjelaskan secara kualitatif  cara kerja sistem pendingin.
d)   Menjelaskan secara kualitatif pemeliharaan sistem pendingin secara berkala.
2. Proses :
a)   Menganalisa kerusakan setiap komponen-komponen sistem pendingin.

Psikomotor :
·      Membedakan prinsip kerja sistem pendingin air dengan sistem pendingin udara.

Afektif :
·         Melakukan komunikasi meliputi presentasi , bertanya dan menyatakan  pendapat.
Karakter :
·         Jujur , peduli dan tanggung jawab.

B.  Tujuan pembelajaran
Kognitif
Produk
1.      Diberikan gambar sistem pendingin siswa dapat menjelaskan komponen-komponen pada sistem pendingin.
2.      Diberikan gambar skema kerja sistem pendingin, siswa dapat menjelaskan cara kerja sistem pendingin.
3.      Diberikan gambar sistem pendingin air dan sistem pendingin udara siswa dapat membedakan prinsip kerja sistem pendingin air dan sistem pendingin udara.

Proses
4.    Diberikan sebuah rumusan masalah, peserta dapat melaksanakan diskusi untuk menjawab rumusan masalah tersebut sesuai rincian tugas kinerja yang ditentukan.

Psikomotor
5.    Diberikan benda kerja dari salah satu komponen sistem pendingin (tutup radiator) siswa dapat menjelaskan cara kerja dari tutup radiator.

Afektif
Keterampilan Sosial
6.    Terlibat dalam KBM yang berpusat pada peserta, dapat melakukan komunikasi meliputi presentasi, bertanya, dan berpendapat.

C.  Materi pembelajaran
1.      Prinsip kerja sistem pendingin.
2.      Komponen-komponen sistem pendingin.
3.      proses pemeliharaan sistem pendingin dan komponen-komponennya.

D.  Model Pembelajaran
1.    Model          : Model Pembelajaran Langsung  (MPL)
                Model Pembelajaran Kooperatif (MPK)
2.    Metode : Ceramah, diskusi, pemberian tugas, presentasi

E.   Langkah – Langkah Kegiatan

          Pertemuan 1

Pendahuluan (± 10 menit)

1. Salam pembukaan
2. Menjelaskan tujuan dari kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai
3. Memotivasi siswa untuk mengaplikasikan fungsi pembelajaran, pemeliharaan sistem pendingin dan komponennya pada kehidupan sehari – hari.
Terlaksana / Tidak
Terlaksana / Tidak

Terlaksana / Tidak


Inti (± 70 menit)

1. Guru menjelaskan fungsi sistem pendingin, fungsi dari masing-masing komponen sistem pendingin, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan cara kerja sistem pendingin dan bagaimana pemeliharaannya.
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
3. Guru menjelaskan sekali lagi cara kerja sistem pendingin untuk memperjelas materi yang diajarkan.
Terlaksana / Tidak



 
Terlaksana / Tidak

Terlaksana / Tidak


Minggu, 03 April 2011

Menyoal Lalu Lintas di Surabaya



PERTUMBUHAN kendaraan bermotor di Surabaya mencapai 10 hingga 12 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan jalan di Surabaya kurang dari 1 persen. Diperkirakan pada tahun 2013 nanti, lalu lintas Surabaya akan mengalami kemacetan total. Kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor dipahami masyarakat sebagai pilihan ekonomis dibanding angkutan umum. Lemahnya kemampuan Pemerintah untuk menyediakan layanan transportasi massal menjadi penyebab kemacetan di Surabaya. Jika Pemerintah mampu menyediakan transportasi massal dengan pelayanan yang memadai, aman, nyaman dan tepat waktu, kemungkinan besar masyarakat akan bergerak dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Sebenarnya Pemerintah Kota Surabaya pun sudah memikirkan solusi untuk mengatasi masalah lalu lintas ini. Beberapa ruas jalan alternatif sudah dibangun, pelebaran di beberapa ruas jalan hingga wacana tentang pembangunan tol tengah kota yang menuai pro dan kontra. Mungkin jalan keluarnya bukan hanya sekedar penambahan ruas jalan ataupun pembangunan jalan tol tengah kota yang notabene membutuhkan dana yang sangat fantastis.  Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena nyaman, aman, dan cepat. Oleh karena itu Pemerintah juga harus menyediakan transportasi umum dengan pelayanan yang prima dengan harapan masyarakat dengan sendirinya akan menggunakan transportasi umum tersebut. Transportasi umum juga harus menyentuh tetangga Surabaya seperti Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto. Hal itu perlu dilakukan karena kendaraan dari tetangga yang masuk ke Surabaya jumlahnya tidak lah sedikit.
Pemerintah yang seharusnya dapat mengelola transportasi umum dan pengendalian jumlah kendaraan pribadi terlihat kurang efektif, akibatnya permasalahan ini sepertinya tidak akan pernah selesai. Di China, juga terjadi kemacetan disana, tetapi bedanya dengan kita China mencari pemecahan permasalahan dengan aksi. China akan membuat bus raksasa untuk mengatasi kemacetan dan polusi. Bus canggih ini menggunakan energi kombinasi dari listrik dan energi matahari. Bus yang mirip terowongan ini bisa berjalan dengan kecepatan sampai 60 kilometer per jam dan dapat mengangkut 1.200 hingga 1.400 penumpang  (ruangberita.com). Dalam pengoperasiannya jalur bus raksasa ini tidak memakan jalur yang ada atau butuh melakukan pelebaran jalur, karena bus ini akan mengangkangi kendaraan yang ada di jalan raya.
Seharusnya Indonesia pun dapat belajar dari China untuk mengatasi masalah kemacetan ini, karena kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar selain kerugian waktu yang disebabkan kecepatan perjalanan yang rendah, juga meningkatkan polusi udara yang dihasilkan gas buang kendaraan di jalan raya. Pemerintah sudah sepatutnya memikirkan kemudahan transportasi bagi warganya sehingga Surabaya menjadi kota yang nyaman untuk tempat tinggal dan mencari penghasilan. Ini merupakan tugas jangka panjang yang tidak surut bahkan sebaliknya kuantitas dan kualitas harus terus meningkat dalam mengatasi problema kemacetan lalu lintas di perkotaan besar seperti Surabaya ini. Semoga saja perkiraan bahwa tahun 2013 nanti lalu lintas Surabaya akan mengalami kemacetan total tidak akan pernah terjadi.

Alfian Syahri Romadlon
Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya

Minggu, 27 Februari 2011

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) ( KELISTRIKAN OTOMOTIF )




Satuan Pendidikan                  : SMK
Mata Pelajaran                        : Kelistrikan Otomotif
Kelas                                       : X / Gasal
Pertemuan Ke                         : I
Alokasi Waktu                        : 40 Menit x 2
Standar Kompetensi               : Melakukan Perbaikan Sistem Pengapian dan       Komponen-komponennya
I.      Kompetensi Dasar
-          Siswa dapat menyebutkan komponen-komponen pada sistem pengapian
-          Siswa dapat mendiskripsikan fungsi dari komponen-komponen pada sistem pengapian
-          Siswa dapat memperbaiki komponen-komponen pada sistem pengapian

II.      Indikator
1.      Siswa mampu menjelaskan komponen-komponen dasar sistem pengapian dengan benar
2.      Siswa mampu menjelaskan fungsi komponen-komponen pada sistem pengapian
3.      Siswa mampu mengukur besar tahanan coil pengapian dengan menggunakan avometer dengan waktu kurang dari 2 menit
4.      Siswa mampu menyetel platina dengan menggunakan fuller gauge sesuai dengan SOP
5.      Siswa mampu memeriksa rugi tegangan sistem pengapian dengan menggunakan avometer

III.      Model Pembelajaran
Direct Instruction

IV.      Sumber Belajar
1.      Modul Kelistrikan Otomotif
2.      Daryanto. 1985. Sistem Pengapian dan Sistem Kelistrikan Mobil.  Bandung: Penerbit Tarsito
3.      TOYOTA. 1981. Materi Pelajaran Engine Group Step 1.  Jakarta: PT. Toyota Astra Motor.
4.      TOYOTA. 1981. Materi Pelajaran Engine Group Step 2.  Jakarta: PT. Toyota Astra Motor.

V.      Alat dan Bahan
Avometer, fuller gauge,


VI.      Langkah-langkah Pembelajaran
A.    Awal 5 menit
1.      Salam Pembukaan
2.      Menjelaskan tujuan mempelajari Sistem Pendingin
3.      Memotivasi dengan mencontohkan kegunaan system pendingin dalam kehidupan sehari-hari

B.     Inti 70 menit
1.      Penjelasan singkat
2.      Demonstrasi (pembahasan masalah) yang akan dibahas pada masing-masing kelompok
3.      Pembentukan kelompok dan pembagian bahan untuk diskusi kelompok
4.      Pelatihan terbimbing
5.      Presentasi.

C.     Penutup 5 menit
1.      Rangkuman materi yang disampaikan oleh guru dengan siswa
2.      Tugas untuk mempersiapkan siswa pada pertemuan selanjutnya
3.      Salam penutup

VII.      Penilaian
Penilaian dilakukan berdasarkan :
1.      Hasil kerja kelompok
2.      Hasil kerja individu (Tulis)
==========================================================
Kelas                           : X / Gasal
Pertemuan Ke             : II
Alokasi Waktu            : 40 Menit x 2
Standar Kompetesi     : Memahami System Pembangkit Listrik Tenaga Uap
I     Kompetensi Dasar
- Siswa mampu membaca tabel sifat-sifat dari air
- Siswa mampu membaca grafik monogram dari air
- Siswa mampu menganalisa secara termodinamika system pembangkit listrik tenaga uap
II   Indikator
1.      Siswa dapat mengenal komponen-komponen yang diaplikasikan pada system pembangkit listrik tenaga uap
2.      Siswa dapat memahami system pembangkit listrik tenaga uap yang bekerja berdasarkan siklus Rankine sampai pembangkit modern
3.      Siswa dapat mengambil data-data yang diperlukan untuk menganalisa unjuk kerja system pembangkit listrik tenaga uap

III  Model Pembelajaran
Direct Instruction

IV  Sumber Belajar
1.      Modul mesin konversi energy
2.      Michael J. Moran, Howard N. Sapiro., 1988, Fundamental of Engineering of thermodynamics,2nd edition, John Wiley and sons, Canada
3.      Kenneth C. Weston, 1992, Energy Conversion, www.personal.utulsa.edu/~kenneth-weston/ di akses 25 Juni 2007
4.      Anonym, www.power-technology.com di akses 3 Mei 2007

V   Alat dan Bahan
ATK, Kalkulator

VI  Langkah-langkah Pembelajaran
B.     Awal 5 menit
1.      Salam Pembukaan
2.      Menjelaskan tujuan mempelajari system pembangkit listrik tenaga uap
3.      Memotivasi dengan mencontohkan system pembangkit listrik tenaga uap

C.     Inti 70 menit
1.      Penjelasan singkat, mengenai pengertian system pembvangkit listrik tenaga uap
2.      Demonstrasi (pembahasan masalah) yang akan dibahas pada masing-masing kelompok
3.      Bentuk kelompok sama seperti pertemuan sebelumnya.
4.      Pelatihan terbimbing
5.      Presentasi.

D.    Penutup 5 menit
1.      Rangkuman materi yang disampaikan oleh guru dengan siswa.
2.      Tugas untuk mempersiapkan siswa pada pertemuan selanjutnya
3.      Salam penutup

VII   Penilaian
Penilaian dilakukan berdasarkan :
4.      Hasil kerja kelompok
5.      Hasil kerja individu

VIII.      Memberi Penghargaan
Bagi kelompok yang hasil kerjanya terbaik, perlu diumumkan di depan kelas.

Pengisian Freon

A. Tujuan
1.Mahasiswa dapat mengosongkan refrigerant sebelum mengisi refrigerant pada AC mobil.
2.Mahasiswa dapat mengisi refrigerant AC mobil dengan tekanan rendah.
3.Mahasiswa dapat mengisi refrigerant AC mobil dengan tekanan tinggi.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Pompa vakum
Manometer
Gauge
Selang warna kuning
Selang tekanan rendah dan tekanan tinggi
Termometer
2. Bahan
- 1 unit instalasi AC mobil
- Baterai (aki)
- Freon (refrigerant)
C. Keselamatan Kerja
Selalu bekerja pada tempat yang berventilasi dan hindari menghirup hembusan refrigerant.
Jangan membiarkan refrigerant bersentuhan langsung dengan kulit anda. Jika gas R-134a bersentuhan dengan bagian badan anda, basuhlan dengan air pada bagian itu dan segeralah mencari bantuan medis.
Ketika mengisi gas tabung kecil R-134a dari tabung besar, jangan mengisi tabung itu secara penuh. Siapkan selalu ruang diatasnya untuk pengembang cairan gas itu.

D. Pengertian Refrigerant
Bahan ini akan menyalurkan panas dari sisi temperatur rendah ke sisi temperatur tinggi, dimana ia akan berubah dari cair ke gas pada tempat bertemperatur rendah dan dari gas ke cair di tempat bertemperatur tinggi. Bahan pendingin ini harus dipadatkan dengan mudah di bawah tekanan yang rendah. Refrigerant yang digunakan untuk AC pada mobil adalah refrigerant R-134 A. Karena R 12, refrigerant yang digunakan pada AC mobil sebelumnya digunakan sebagai bahan pendingin untuk proses air conditioning system kendaraan perlu dipertimbangkan, ilmuwan telah menemukan bahwa R-12 adalah salah satu penyebab dari unsur perusak lapisan ozon. R-134A telah terpilih sebagai cairan alternatif yang tidak punya potensi untuk merusak ozon, dengan sifat termodinamik serupa dengan R-12 yang lalu. Ada perbedaan penting antara dua bahan pendingin ini. Yang paling penting, oli yang digunakan dalam R-12 dan R-134A tidaklah dapat dipertukarkan dan tidak bisa dicampur, walaupun sedikit. Artinya untuk mencegah pencemaran dan penggunaan peralatan servis untuk masing-masing jenis bahan pendingin diperlukan. Sebagai tambahan, R-134a jauh lebih dapat larut dalam air, maka fitter-driers harus mempunyai penyerapan yang lebih besar dan A/C system yang menggunakan R-134a memerlukan special hose sebab R-134A system beroperasi pada tekanan yang sedikit lebih tinggi dibanding R-12 sistem pada temperatur yang sama.
E. Karasteristik Refrigerant
Titik didihnya rendah: Jika menggunakan bahan pendingin yang terlalu tinggi titik didihnya, tekanan hisapan kompresor akan sangat rendah. Kemungkinan bahan yang dialirkan tercampur gas yang tidak dipadatkan dan bahan pendingin ini akan bocor jika perbedaan tekanan terjadi terlalu besar.
Panas latent dalam menguapkan bahan pendingin ini harus tinggi: Jika panas latent saat penguapan tinggi, sungguhpun bahan pendingin ini tidak banyak diuapkan, pendinginan dapat dioperasikan secara efisien.
Tekanan kondensasi harus selalu rendah: Jika tekanan gas itu terlalu rendah, maka gas yang tidak dikondensasi dapat dialirkan, tetapi jika tekanan gas terlalu tinggi, sistem itu akan mudah rusak.
Volume uap airnya harus kecil: Semakin kecil volume uap air yang dihisap oleh kompresor, maka semakin kecil juga jumlah uap air yang dikeluarkan.
Gas yang dikeluarkan dari kompresor harus rendah: Jika gas yang dikeluarkan kompresor tinggi, maka tidak hanya efisiensi volume yang dikurangi tetapi juga oli akan jadi karbon atau dipastikan fungsi pelumasan akan dapat berkurang juga.
Temperatur kritis harus cukup tinggi: Jika temperatur kritis rendah, hal itu tidak bisa digunakan sebagai bahan pendingin sebab bahan pendingin itu tidak dapat diuapkan.
Karat yang rendah: Bahan pendingin tidak memerlukan bahan berkarat di dalam sistem itu.
Non-conductor: Bahan itu selain harus tidak berkarat juga bukan pengantar, dan nilai voltase harus tinggi.

E. Proses Vacum pada Kompresor
Sebelum dilakukan langkah pengisian freon, maka terlebih dahulu dilakukan langkah pengosongan/vakum pada kompresor. Langkah vakum ini bertujuan untuk mengeluarkan udara yang mengandung uap air agar tidak menyumbat pada waktu unit AC mobil ini bekerja.
Langkah pengosongan ini biasanya dilakukan apabila unit AC mobil tersebut baru diperbaiki atau dibongkar. Setelah dirakit kembali, maka dilakukan langkah vakum agar kinerja unit AC dapat meksimal karena udara yang mengandung uap air tersebut dapat dikeluarkan. Proses vakum ini dilakukan selama 15 menit sampai 30 menit. Selama proses vakum dilakukan, baru dilakukan pengisian freon/refrigerant.








Proses vakum pada kompresor
F. Proses Pengisian Refrigerant
Pengisian refrigerant atau freon pada unit AC mobil ada 2 cara yitu :
1.Pengisian freon dengan tekanan tinggi
2.Pengisian freon dengan tekanan rendah
Tentunya, sebelum melakukan pengisian refrigerant tahap pengosongan refrigerant sudah dilakukan. Untuk mengetahui penuh atau tidaknya sistem waktu diisi ada 3 cara yaitu :
1.Dengan melihat pada gelas/kaca kontrol saringan
2.Dengan melihat tekanan
3.Mengisi sesuai dengan berat zat pendingin yang masuk ke dalam sistem menurut buku manual.

1. Langkah Pengisian Freon dengan Tekanan Tinggi
Pda waktu proses pengisian dilakukan, tabung freon diposisikan terbalik, sehingga freon cair yang masuk ke dalam sistem AC dan langsung menuju kondensor sehingga kerja kompresor tidak terlalu berat.
Kran pada manometer yang dibuka adalah kran TT ( warna merah ) dan diikuti pembukaan kran pada tabung freon secara perlahan sehingga freon cair masuk ke dalam sistem AC.
Untuk meningkatkan tekanan pada tabung freon, maka pada tabung freon diberi alat pemanas.
Untuk mengetahui jumlah freon yang dimasukkan ke dalam sistem AC, caranya sama dengan cara pengisian freon dengan tekanan rendah, yaitu : Tekanan TT = 1,5-2 bar dan temperatur kabin sudah mencapai 4° C.

2. Langkah Pengisian Freon dengan Tekanan Rendah
Langkah ini dilakukan setelah kompresor divakumkan terlebih dahulu, dan kondisi kedua kran pada manometer tetap dalam keadaan tertutup baik saluran tekan ( TT ) warna merah maupun kran saluran hisap ( TR ) warna biru, dan ujung slang dari manometer tetap tersambung pada kompresor baik saluran TT maupun saluran TR.
Selanjutnya persiapkan tabung freon R 134 a dengan posisi tegak. Selanjutnya hubungkan selang warna kuning dari menometer ke tabung freon.
Kedua kran pada manometer masih dalam keadaan ditutup baik kran saluran tekan maupun kran saluran tekanan rendah.
Kemudian unit AC mobil dijalankan.
Karena proses pengisian ini dilakukan pada sistem tekanan rendah, maka kran manometer yang dibuka adalah kran warna biru.
Selanjutnya kran pada manometer warna biru ( TR ) dibuka pelan-pelan dan diikuti membuka kran pada tabung freon agar gas freon masuk ke dalam sistem AC.
Perhatikan tekanan manometer. Jika tekanan manometer menunjukkan 1,5-2 bar da TT menunjukkan 14,5-15 bar dan pada saat itu pula sight glass pada filter diamati terus. Apabila kaca pengamat pada filter sudah menunjukkan tidak ada gelembung-gelembung dan terlihat bening, ini berarti jumlah freon yang dimasukkan ke dalam sistem AC sudah cukup.
Selain itu, untuk mengetahui jumlah freon yang dimasukkan ke dalam sistem AC sudah cukup, dapat diamati melalui termometer yang dimasukkan pada dashboard (saluran udara dingin pada kabin mobil). Apabila temperatur sudah menunjukkan 4°C, berarti pengisian sudah cukup.








Pengisian freon
Supaya penuhnya pengisian zat pendingin ke dalam sistem dapat diketahui ada tiga cara yang dapat dilakukan
a.Dengan melihat pada gelas/kaca kontrol saringan
Sistem yang terisi penuh pada putaran mesin di atas 2000 rpm tidak akan terlihat gelembung – gelembung freon pada gelas kontrol
Gelembung – gelembung freon, yang terlihat pada gelas kontrol menunjukkan pengisian yang kurang dan bila dilihat tekanannya dengan manometer maka akan terlihat tekanannya belum tercapai sesuai data (b)


b. Dengan manometer
Tekanan freon dalam sistem dapat dilihat pada manometer – manometer
Bila tekanan pada saluran tekanan rendah sudah menunjukkan 1,5 – 2 bar (21 – 29 psi), dan saluran tekanan tinggi 14,5 – 15 bar (200 – 213 psi), hal ini menunjukkan sistem sudah terisi penuh.
Cara ini, dapat dilakukan bila kita sudah memastikan sistem AC bekerja normal. Kedua metode diatas lebih cepat dan praktis untuk dilakukan akan tetapi kita tidak dapat mengetahui berat/banyaknya freon yang diisikan dalam sistem.
c. Mengisi sesuai dengan berat zat pendingin yang masuk ke dalam sistem menurut buku manual
Cara ini dilaksanakan bila ada ketentuan berat freon yang harus diisikan ke dalam sistem AC.
Yang paling sederhana cara ini dapat dilakukan seperti gambar 1, yaitu dengan mengukur berat tabung freon sebelum proses pengisian dilakukan, berat freon yang masuk ke dalam sistem dapat ditentukan dengan berkurangnya berat tabung freon.
Pada gambar 2 diperhatikan alat khusus pengisian (charging station) yang sudah mempunyai tabung skala untuk berat freon yang masuk ke dalam sistem, alat ini juga dilengkapi dengan manometer, sistem pemanas dan pompa vakum listrik.
Salah satu segi keuntungan dari cara ini adalah : kita dapat memastikan secara langsung harga freon yang diisikan karena Freon yang dijual dari pabrik juga berbentuk satuan berat di dalam tabung silinder.



G. Kesimpulan
Pengisian freon pada unit AC mobil terdiri dari 2 cara, yaitu pengisian freon dengan tekanan tinggi dan pengisian freon dengan tekanan rendah.
Untuk para teknisi yang belum begitu berpengalaman, lebih baik mengisi freon pada tekanan tinggi, karena selama pengisian kompresor tidak bekerja menekan zat pendingin berbentuk cair.
Dalam proses pengisian dan pengosongan Freon diperlukan kecermatan pembacaan gauge karena tekanan yang ditunjukkan merupakan suatu tanda untuk langkah berikutnya. Dalam pengosongan harus benar benar vakum agar tidar ada udara yang dapat menggangu kinerja Freon saat dilakukan pengisian serta pada saat sistem AC bekerja.