Minggu, 03 April 2011

Menyoal Lalu Lintas di Surabaya



PERTUMBUHAN kendaraan bermotor di Surabaya mencapai 10 hingga 12 persen pertahun, sedangkan pertumbuhan jalan di Surabaya kurang dari 1 persen. Diperkirakan pada tahun 2013 nanti, lalu lintas Surabaya akan mengalami kemacetan total. Kendaraan bermotor, khususnya sepeda motor dipahami masyarakat sebagai pilihan ekonomis dibanding angkutan umum. Lemahnya kemampuan Pemerintah untuk menyediakan layanan transportasi massal menjadi penyebab kemacetan di Surabaya. Jika Pemerintah mampu menyediakan transportasi massal dengan pelayanan yang memadai, aman, nyaman dan tepat waktu, kemungkinan besar masyarakat akan bergerak dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.
Sebenarnya Pemerintah Kota Surabaya pun sudah memikirkan solusi untuk mengatasi masalah lalu lintas ini. Beberapa ruas jalan alternatif sudah dibangun, pelebaran di beberapa ruas jalan hingga wacana tentang pembangunan tol tengah kota yang menuai pro dan kontra. Mungkin jalan keluarnya bukan hanya sekedar penambahan ruas jalan ataupun pembangunan jalan tol tengah kota yang notabene membutuhkan dana yang sangat fantastis.  Masyarakat lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi karena nyaman, aman, dan cepat. Oleh karena itu Pemerintah juga harus menyediakan transportasi umum dengan pelayanan yang prima dengan harapan masyarakat dengan sendirinya akan menggunakan transportasi umum tersebut. Transportasi umum juga harus menyentuh tetangga Surabaya seperti Sidoarjo, Gresik dan Mojokerto. Hal itu perlu dilakukan karena kendaraan dari tetangga yang masuk ke Surabaya jumlahnya tidak lah sedikit.
Pemerintah yang seharusnya dapat mengelola transportasi umum dan pengendalian jumlah kendaraan pribadi terlihat kurang efektif, akibatnya permasalahan ini sepertinya tidak akan pernah selesai. Di China, juga terjadi kemacetan disana, tetapi bedanya dengan kita China mencari pemecahan permasalahan dengan aksi. China akan membuat bus raksasa untuk mengatasi kemacetan dan polusi. Bus canggih ini menggunakan energi kombinasi dari listrik dan energi matahari. Bus yang mirip terowongan ini bisa berjalan dengan kecepatan sampai 60 kilometer per jam dan dapat mengangkut 1.200 hingga 1.400 penumpang  (ruangberita.com). Dalam pengoperasiannya jalur bus raksasa ini tidak memakan jalur yang ada atau butuh melakukan pelebaran jalur, karena bus ini akan mengangkangi kendaraan yang ada di jalan raya.
Seharusnya Indonesia pun dapat belajar dari China untuk mengatasi masalah kemacetan ini, karena kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar selain kerugian waktu yang disebabkan kecepatan perjalanan yang rendah, juga meningkatkan polusi udara yang dihasilkan gas buang kendaraan di jalan raya. Pemerintah sudah sepatutnya memikirkan kemudahan transportasi bagi warganya sehingga Surabaya menjadi kota yang nyaman untuk tempat tinggal dan mencari penghasilan. Ini merupakan tugas jangka panjang yang tidak surut bahkan sebaliknya kuantitas dan kualitas harus terus meningkat dalam mengatasi problema kemacetan lalu lintas di perkotaan besar seperti Surabaya ini. Semoga saja perkiraan bahwa tahun 2013 nanti lalu lintas Surabaya akan mengalami kemacetan total tidak akan pernah terjadi.

Alfian Syahri Romadlon
Mahasiswa Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya